Bapa Kami, Doa yang Diajarkan Tuhan Kita oleh Scott Hahn
Buku karya Scott Hahn luar biasa yang mengulas tuntas Doa Bapa Kami. Ist. |
Oleh Dr. RP. Laurentius Prasetyo
Dalam Understanding “Our Father”: Biblical Reflections on the Lord’s Prayer, Scott Hahn mengajak pembaca menyelami makna terdalam dari doa yang paling akrab di bibir umat Kristen.
Doa yang tampak sederhana ini, ternyata menyimpan kekayaan teologis dan spiritual yang luar biasa.
Bapa Kami, Doa yang diajarkan langsung Tuhan Kita Yesus Kristus
Dikenal dengan berbagai nama, antara lain: Pater Noster, Our Father, The Model Prayer, atau The Lord’s Prayer; doa Bapa Kami seringkali diucapkan begitu saja, tanpa direnungkan lebih dalam makna tiap katanya.
Scott Hahn menantang kebiasaan tersebut, mengajak pembaca untuk berhenti sejenak, membuka hati, dan merenungi setiap petisi yang diajarkan Kristus sendiri kepada para murid-Nya.
Sebagai seorang teolog Katolik yang dihormati, Hahn memadukan keahlian akademis dan spiritualitas kontemplatif dalam buku ini. Ia menyusun refleksi berdasarkan fondasi Kitab Suci serta pemikiran para Bapa dan Doktor Gereja.
Pendekatan ini membuat buku ini tidak hanya bersifat devosional, tetapi juga teologis dan apologetik. Hahn memperlakukan setiap bagian dari Doa Bapa Kami sebagai pintu gerbang menuju misteri Allah, menggali arti terdalam di balik struktur doa yang hanya terdiri dari tujuh permohonan.
Tujuh Permohonan: Tujuh Jalan Menuju Hati Bapa
Dalam buku ini, Hahn membedah setiap petisi secara satu per satu. Ia tidak hanya menjelaskan makna literal setiap kalimat, tetapi juga menyelami kedalaman implikasi teologis dan praktis dari masing-masing permohonan.
Mulai dari kalimat pembuka “Bapa kami yang ada di surga,” Hahn mengajak kita untuk tidak sekadar memahami Allah sebagai Pencipta, tetapi sebagai Bapa, sumber relasi, identitas, dan kasih yang mengikat seluruh umat manusia.
Setiap petisi berikutnya “Dimuliakanlah nama-Mu,” “Datanglah Kerajaan-Mu,” “Jadilah kehendak-Mu,” “Berilah kami rezeki pada hari ini,” “Ampunilah kesalahan kami,” hingga “Jauhkanlah kami dari yang jahat” ; diperlakukan sebagai undangan bagi umat beriman untuk hidup dalam keintiman, ketaatan, dan pengharapan dalam Allah.
Hahn menekankan bahwa doa ini bukan hanya formula, tetapi pola hidup yang menunjukkan orientasi batin umat beriman kepada kehendak Bapa. Ia menunjukkan bagaimana permohonan demi permohonan mengarahkan hati kita untuk menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah bukan sebagai hamba yang takut, tetapi sebagai anak-anak yang dikasihi.
Membumikan Teologi dalam Devosi
Kekuatan buku ini terletak pada kemampuannya menjembatani teologi yang dalam dengan kehidupan rohani sehari-hari. Hahn, melalui gayanya yang khas yakni dengan jernih, sistematis, dan penuh semangat; mengajak pembaca untuk melihat bahwa Doa Bapa Kami bukanlah sekadar pengulangan kata-kata, tetapi ekspresi iman yang dinamis. Doa ini mencerminkan relasi umat Allah dengan Sang Pencipta yang sekaligus Bapa.
Dengan mengutip Bapa Gereja seperti Santo Agustinus, Santo Ambrosius, dan Santo Gregorius Agung, serta merujuk pada teks-teks Kitab Suci Perjanjian Lama dan Baru, Hahn memperkaya setiap bagian dari refleksi ini. Ia juga mengaitkan struktur Doa Bapa Kami dengan liturgi, sakramen, dan kehidupan Gereja Katolik, menjadikannya meditasi yang hidup dan menyatu dengan praktik iman.
Relevansi di Zaman Modern
Meskipun bersumber dari tradisi kuno, refleksi Hahn terasa sangat relevan bagi pembaca zaman kini. Dalam dunia yang sering dilanda kegelisahan, kehausan makna, dan hilangnya arah, doa ini menjadi kompas spiritual. Hahn membantu kita menyadari bahwa dengan merenungkan dan menghayati Doa Bapa Kami secara sadar, kita sedang diajar untuk hidup dalam tata kasih surgawi, meskipun berada di dunia yang penuh tantangan.
Bagi umat Kristen baik awam, rohaniwan, maupun akademisi — buku ini menawarkan pemahaman baru tentang kekayaan doa yang sering dianggap biasa. Ia mengingatkan kita bahwa kesederhanaan yang diajarkan Kristus bukanlah kemiskinan makna, melainkan undangan untuk mendekat kepada misteri kasih Allah yang tak terselami.
Doa Bapa Kami: Doa Kontemplatif yang Membumi
Doa Bapa Kami bukan sekadar rangkaian kata yang diucapkan berulang-ulang, melainkan sebuah undangan untuk masuk dalam keheningan batin yang penuh makna dan kesadaran akan kehadiran ilahi.
Understanding 'Our Father’ bukan hanya sekadar buku tafsir atau teologi. Ia adalah undangan untuk masuk ke dalam relasi personal dengan Allah.
Scott Hahn telah berhasil menjadikan doa yang sederhana sebagai jalan untuk mengalami spiritualitas yang dalam. Buku ini pantas dibaca secara perlahan, penuh permenungan, dan akan sangat bermanfaat bagi siapa pun yang ingin memahami, menghayati, dan menghidupi doa yang menjadi inti iman Kristen.
Sebagaimana Kristus mengajarkan Doa Bapa Kami bukan hanya untuk diucapkan, tetapi untuk dihidupi, demikian pula Hahn menyusun refleksi ini bukan sekadar untuk dibaca, tetapi untuk menjadi bagian dari hidup doa kita sehari-hari.
Penulis adalah dosen di Sekolah Tinggi Agama Katolik Negeri, Pontianak. Baru menulis dan menerbitkan 5 buku berISBN, antara lain Injil Yohanes dalam Konteks Masa Kini.
0 Komentar