Yesus dari Nazaret adalah Tokoh Sejarah
Iman Kristen terverifikasi melalui sumber di luar Kitab Suci termasuk Yesus tokoh sejarah. Grok AI. |
Oleh Rev.Mikael Dou Lodo, S.T.L.
Apakah Yesus dari Nasart adalah tokoh Sejarah?
Pertanyaan apakah Yesus dari Nazaret benar-benar
tokoh sejarah terus menjadi perbincangan hangat di bidang sejarah, teologi, dan
filologi. Sebagai figur sentral agama Kristen, Yesus kerap dilihat dari dua
perspektif besar: teologis (figur ilahi) dan historis (manusia
yang hidup di abad pertama Masehi).
Artikel ini menggunakan pendekatan interteks untuk
menelusuri bukti dari sumber Kristen dan non-Kristen, lalu mengaitkannya dengan
konteks sosial-budaya Yudea di bawah kekuasaan Romawi.
Bukti Sejarah Yesus dari Sumber Kristen Awal
Sumber utama mengenai kehidupan Yesus terdapat dalam Perjanjian
Baru, khususnya empat Injil — Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes — yang
ditulis antara tahun 70–100 M.
- Injil
Markus (±70 M) adalah yang tertua, menggambarkan Yesus sebagai
pengajar karismatik, penyembuh, dan nabi yang dihukum mati di bawah Pontius
Pilatus.
- Injil
Matius dan Lukas menambahkan detail kelahiran di Betlehem dan
silsilah keluarga, walau dengan perbedaan mencolok.
- Injil
Yohanes (±90–100 M) menekankan peran teologis Yesus sebagai Logos,
namun juga memuat catatan historis seperti interaksi dengan Yohanes
Pembaptis dan Pilatus.
Selain Injil, surat-surat Paulus (50–60 M) memberi
kesaksian awal. Dalam Galatia 4:4, Paulus menulis bahwa Yesus “dilahirkan dari
seorang perempuan, di bawah hukum Taurat,” menegaskan keberadaannya di Yudea
abad pertama.
Namun, sebagai teks iman, Injil memiliki keterbatasan.
Cerita kelahiran di Betlehem, misalnya, kemungkinan dipengaruhi nubuat Mesias
(Mikha 5:2). Perbedaan antar-Injil, termasuk soal waktu persidangan, menjadi
tantangan verifikasi sejarah.
Referensi Non-Kristen tentang Yesus
Bukti dari pihak luar Kristen tetap ada, meski terbatas.
Salah satu yang utama adalah Flavius Yosefus dalam Antiquities of the
Jews (Buku 18, Bab 3, ±93–94 M). Ia menyebut Yesus sebagai “orang bijak”
yang melakukan “perbuatan luar biasa” dan disalibkan oleh Pilatus. Meski ada
dugaan sisipan Kristen, banyak sarjana menganggap inti catatannya asli.
Tacitus dalam Annals (Buku 15, Bab 44, ±116 M)
menulis bahwa “Chrestus” dihukum mati di bawah Pilatus dan pengikutnya
menyebabkan gejolak pada masa Nero. Plinius Muda (±112 M) dalam suratnya
kepada Kaisar Trajan menyebut umat Kristen menyembah “Kristus” sebagai Tuhan. Suetonius
(±121 M) juga menyinggung kerusuhan akibat “Chrestus” di kalangan Yahudi di
Roma.
Sumber ini penting karena ditulis oleh penulis non-Kristen
tanpa misi teologis. Kekurangannya, catatan mereka singkat dan dibuat puluhan
tahun setelah kematian Yesus.
Analisis Interteks dan Konteks Yudea Abad Pertama
Pendekatan interteks memperlihatkan kesesuaian antara Injil
dan catatan non-Kristen, terutama dalam hal penyaliban Yesus di bawah
otoritas Romawi — praktik umum bagi tokoh yang dianggap mengganggu stabilitas
wilayah.
Konteks sosial-budaya Yudea saat itu sarat ketegangan:
- Kekuasaan
Romawi yang keras
- Perbedaan
pandangan antara Farisi, Saduki, dan Zelot
- Kehadiran
figur karismatik seperti Yohanes Pembaptis atau Theudas
Yesus, dengan kritiknya terhadap otoritas religius dan
pelayanannya yang menarik banyak pengikut, masuk dalam pola nabi atau mesias
yang muncul di era itu.
Namun, pemberian gelar “Kristus” oleh teks Kristen
mencerminkan harapan mesianik Yahudi yang diadaptasi untuk audiens
Yunani-Romawi. Sebaliknya, sumber non-Kristen menggunakan “Chrestus” tanpa
muatan teologis.
Yesus adalah Tokoh Sejarah
Analisis teks Kristen dan non-Kristen menunjukkan konsensus
kuat:
- Yesus
hidup di abad pertama
- Mengajar
sebagai nabi karismatik
- Disalibkan
di bawah Pontius Pilatus
Meski rincian teologis seperti mukjizat sulit diverifikasi, keberadaan
Yesus sebagai tokoh historis yang memicu lahirnya agama Kristen yang kukuh dan meyakinkan tidak diragukan
banyak sarjana.
Rev. Mikael Dou Lodo, S.T.L. alumnus Pontifica Università Lateranense, kini pegawai P-3-K dan dosen di Sekolah Tinggi Agama Katolik Negeri, Pontianak.
0 Komentar