Kenaikan Yesus ke Surga: Saksi Mata dan Makna Teologis

  

Yesus naik ke surga disaksikan saksi-saksi mata dan indera.
Iman dan kepercayaan Kristen sungguh meyakinkan: Peristiwa kenaikan Yesus ke surga dicatat Alkitab dan banyak saksi-mata. Ist.

Oleh Mikael anak Rurut, M.H.

Peristiwa Kenaikan Yesus Kristus ke surga bukan sekadar catatan sejarah iman, melainkan puncak pewahyuan yang meneguhkan seluruh bangunan teologi Kristen dan Gereja Katolik. 

Dari abad pertama hingga hari ini, Gereja tidak pernah mengubah pengakuannya bahwa Yesus, yang telah bangkit dari antara orang mati, naik ke surga dan duduk di sebelah kanan Allah Bapa. 

Kenaikan Yesus ke surga adalah Kegenapan Misi Keselamatan

Kenaikan Yesus ke surga menegaskan kemuliaan-Nya dan kegenapan misi keselamatan yang dikehendaki Bapa sejak kekekalan. Rasul Paulus menyebut Yesus sebagai buah sulung dari kebangkitan (1 Korintus 15:20), memberi kepastian bahwa setiap orang yang percaya akan ikut mengalami kebangkitan yang sama. Ini bukan sekadar simbol harapan, melainkan jaminan ilahi yang tidak dapat digoncangkan oleh waktu atau kuasa apa pun.

Di dalam kenaikan itu, terkandung deklarasi kemenangan mutlak Kristus atas maut. Kematian, yang selama ini menjadi musuh terbesar manusia, telah dikalahkan dan dilucuti kuasanya. Kebangkitan Yesus adalah bukti bahwa kematian bukanlah akhir, melainkan pintu menuju kehidupan kekal. Kemuliaan-Nya di surga adalah jaminan bahwa para pengikut-Nya akan menerima bagian dalam kemuliaan itu, sama seperti Sang Tuhan yang mereka sembah. 

Maka, peristiwa ini menjadi titik tumpu iman, yang mengikat pengharapan umat kepada janji Yesus: “Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal… Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu” (Yohanes 14:2). Kenaikan Yesus bukan hanya akhir sebuah kisah, melainkan awal dari pengharapan yang akan digenapi pada saat Ia datang kembali.

Disaksikan oleh para murid dan para pengikut-Nya, peristiwa kenaikan Yesus ke surga ini tercatat dalam Alkitab dengan detail lokasi, saksi mata, dan makna teologis yang mendalam. 

Fakta Yesus naik ke surga didukung oleh dalil, yakni: kutipan Kitab Suci dan sumber terpercaya. Begitu meyakinkan fakta-sejarah Yesus naik ke surga, kembali ke rumah Bapa, setelah di kayu salib menyatakan misi-Nya sudah selesai atau tetélestai, yang artinya sudah genap, sudah digenapi, atau sudah disempurnakan (Yohanes 19:30).

Saksi makna kamusnya

Dalam kamus daring bahasa Indonesia, saksi diterangkan demikian ini:
saksi/sak·si/ n 1 orang yang melihat atau mengetahui sendiri suatu peristiwa (kejadian): siapa -- nya bahwa saya berbuat begitu; langit dan bumi yang menjadi --; 2 orang yang dimintai hadir pada suatu peristiwa yang dianggap mengetahui kejadian tersebut agar pada suatu ketika, apabila diperlukan, dapat memberikan keterangan yang membenarkan bahwa peristiwa itu sungguh-sungguh terjadi: dua orang itu ikut menandatangani kontrak sebagai --; 3 orang yang memberikan keterangan di muka hakim untuk kepentingan pendakwa atau terdakwa: -- yang kedua itu oleh hakim dianggap tidak sah; 4 keterangan (bukti pernyataan) yang diberikan oleh orang yang melihat atau mengetahui; 5 bukti kebenaran: ia berani memberi -- dengan sumpah; 6 orang yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan penyidikan penuntutan dan peradilan tentang suatu perkara pidana yang didengarnya, dilihatnya, atau dialaminya sendiri;

 https://kbbi.web.id/saksi

Saksi adalah orang yang melihat, mendengar, atau mengalami sendiri sebuah peristiwa. Kehadiran saksi sering menjadi penting karena mereka bisa memastikan suatu kejadian benar-benar terjadi. Misalnya, saat ada kontrak atau perjanjian, saksi ikut menandatangani untuk membuktikan bahwa prosesnya sah. Dalam kehidupan sehari-hari, ungkapan “langit dan bumi menjadi saksi” pun sering digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang diyakini kebenarannya.

Dalam dunia hukum, saksi punya peran vital. Mereka bisa dipanggil ke pengadilan untuk memberi keterangan, baik untuk mendukung pendakwa maupun membela terdakwa. Kesaksian ini menjadi salah satu bukti yang membantu hakim mengambil keputusan. Bahkan, dalam perkara pidana, seorang saksi harus memberikan keterangan yang ia dengar, lihat, atau alami sendiri, sehingga kejujuran dan ketepatan informasi menjadi kunci utama.

Kesaksian yang sejati

Peristiwa kenaikan Yesus ke surga adalah salah satu momen penting dalam kekristenan, yang menandakan penyelesaian misi Yesus di bumi dan kembalinya ke hadirat Allah Bapa. 

Menurut catatan Alkitab, peristiwa ini disaksikan oleh murid-murid Yesus, khususnya kesebelas rasul, di Bukit Zaitun dekat Betania. Artikel ini menguraikan siapa saja saksi mata, konteks peristiwa, dan makna teologisnya berdasarkan sumber-sumber Alkitab dan literatur terpercaya.

Saksi Mata Kenaikan Yesus

Menurut Kisah Para Rasul 1:9-11, kenaikan Yesus terjadi 40 hari setelah kebangkitan-Nya, disaksikan oleh kesebelas rasul. Ayat ini menyebutkan bahwa Yesus "terangkat" ke langit dan "awan menutup-Nya dari pandangan mereka" (Alkitab Terjemahan Baru, 1974). Dua malaikat kemudian muncul dan menegaskan bahwa Yesus akan kembali dengan cara yang sama.

Lukas 24:50-52 juga mencatat bahwa Yesus membawa murid-murid-Nya ke dekat Betania, lalu terangkat ke surga setelah memberkati mereka (Alkitab Terjemahan Baru, 1974). Meskipun tidak disebutkan secara eksplisit jumlah saksi, konteksnya menunjukkan kesebelas rasul sebagai saksi utama. Ada kemungkinan pengikut lain, seperti wanita-wanita atau keluarga Yesus, juga hadir, meskipun tidak disebutkan secara langsung (Barclay, 2004).

1 Korintus 15:6 menyebutkan bahwa Yesus menampakkan diri kepada lebih dari 500 orang setelah kebangkitan-Nya, tetapi tidak ada bukti pasti bahwa mereka menyaksikan kenaikan (Brown, 1997). Oleh karena itu, saksi mata utama kemungkinan besar adalah kesebelas rasul.

Lokasi Peristiwa

Kenaikan Yesus terjadi di Bukit Zaitun, dekat Betania, sekitar 1,5-3 km dari Yerusalem, yang disebut sebagai "seperjalanan Sabat" (Kisah Para Rasul 1:12). Lokasi ini memiliki makna simbolis karena Yesus juga menderita di Getsemani, yang terletak di Bukit Zaitun (White, 1898).

Makna Teologis Kenaikan Yesus

Kenaikan Yesus memiliki beberapa makna penting dalam teologi Kristen:

  1. Penyelesaian Misi Yesus: Kenaikan menandakan bahwa Yesus telah menyelesaikan karya keselamatan di bumi dan kembali ke kemuliaan Bapa (Markus 16:19).
  2. Janji Roh Kudus: Sebelum naik, Yesus berjanji akan mengutus Roh Kudus untuk memberi kuasa kepada murid-murid-Nya menjadi saksi di seluruh dunia (Kisah Para Rasul 1:8).
  3. Kedatangan Kembali: Dua malaikat menegaskan bahwa Yesus akan kembali "dengan cara yang sama" seperti saat Ia naik (Kisah Para Rasul 1:11), memberikan pengharapan akan kedatangan-Nya yang kedua.
  4. Simbol Awan: Awan yang menutupi Yesus melambangkan kehadiran Allah, sebagaimana dalam Perjanjian Lama (misalnya, Keluaran 13:21-22) (Keener, 2012).

Respons Murid-Murid

Setelah menyaksikan kenaikan Yesus, murid-murid kembali ke Yerusalem "dengan sangat sukacita" dan terus memuji Allah di Bait Allah (Lukas 24:52-53). Mereka kemudian menantikan pencurahan Roh Kudus pada hari Pentakosta, 10 hari setelah kenaikan (Kisah Para Rasul 2:1-4).

Tradisi dan Interpretasi

Dalam tradisi Kristen, kenaikan Yesus dirayakan sebagai Hari Kenaikan, yang diperingati 40 hari setelah Paskah, biasanya pada hari Kamis (Ferguson, 1997). Seni Kristen sering menggambarkan Yesus naik dengan tangan terangkat memberkati murid-murid, melambangkan berkat bagi Gereja (Jensen, 2014).

Ellen G. White, dalam bukunya The Desire of Ages, menjelaskan bahwa kenaikan dari Bukit Zaitun merupakan puncak kemenangan Yesus atas penderitaan-Nya di tempat yang sama (White, 1898). Dalam konteks lain, tradisi Islam menyebutkan bahwa Yesus tidak mati tetapi langsung naik ke surga, tetapi pandangan ini tidak selaras dengan narasi Alkitab (Esposito, 2002).

Peristiwa kenaikan Yesus ke surga dan saksi-mata 

Peristiwa kenaikan Yesus ke surga, yang disaksikan oleh kesebelas rasul di Bukit Zaitun, adalah 

  1. Momen sekaligus buktu-fundamental dalam kekristenan.
    Catatan utama ditemukan dalam Kisah Para Rasul 1:9-11 dan Lukas 24:50-52, dengan makna teologis yang mencakup penyelesaian misi Yesus, janji Roh Kudus.
  2. Pengharapan kedatangan kembali. 
    Sumber-sumber Alkitab dan literatur tambahan seperti karya Ellen White dan studi teologis memperkuat pemahaman akan peristiwa ini.

 Daftar Pustaka

1. Lembaga Alkitab Indonesia. (1974). Alkitab Terjemahan Baru. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia.
2. Barclay, W.. (2004). The Acts of the Apostles. Louisville: Westminster John Knox Press.
3. Brown, R. E.. (1997). An Introduction to the New Testament. New York: Doubleday.
4. White, E. G.. (1898). The Desire of Ages. Mountain View: Pacific Press Publishing Association.
5. Keener, C. S.. (2012). Acts: An Exegetical Commentary, Volume 1. Grand Rapids: Baker Academic.
6. Ferguson, E.. (1997). Church History, Volume One: From Christ to Pre-Reformation. Grand Rapids: Zondervan.
7. Jensen, R. M.. (2014). Understanding Early Christian Art. New York: Routledge.
8. Esposito, J. L.. (2002). What Everyone Needs to Know About Islam. Oxford: Oxford University Press.

Penulis sedang menyelesaikan program pendidikan S-3 pada Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Palangka Raya, dengan konsentrasi Pendidikan Agama Kristen (PAK). Mengampu mata kuliah dasar, yakni kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian pada Institut Teknologi Keling Kumang, Sekadau, Kalimantan Barat.

0 Komentar

Type above and press Enter to search.